Menjadi seorang istri dan seorang
ibu mungkin bukanlah cita-cita kebanyakan wanita. Jika ditanya apa cita2 mereka,
tentu jawabannya berbeda-beda, ada yg bercita-cita menjadi dokter, ada yg ingin
menjadi guru atau ingin menjadi pegawai bank. Menikah lalu memiliki anak adalah
sebuah perjalanan yg wajar adanya dialami oleh sebagai besar wanita di dunia.
Hal yg terkesan biasa saja ketika seorang wanita telah mencapai tahapan ini.
Setelah berumahtangga, terlebih lagi jika sudah ada buah hati, terkadang kita melihat fenomena banyaknya wanita karir yg memilih resign dari pekerjaannya demi meluangkan banyak waktu di rumah bersama keluarga. Ada apa gerangan? Benarkah kehangatan suasana keluarga tak dapat dibeli gaji sekian juta? Setidaknya itulah yg aku tangkap dari curahan para wanita karir yg melepaskan karirnya demi merawat buah hati pada salah satu acara televisi. Padahal pendapatan mereka cukup besar per bulannya. Tapi mereka merasa telah membuang banyak waktunya bersama keluarga, hingga akhirnya mereka memutuskan untuk kembali menjadi ratu dalam rumah tangga. Istri yg menyiapkan sarapan suaminya dan menunggu suami pulang kerja. Ibu yg menyiapkan keperluan anaknya sebelum berangkat sekolah dan menyambut kepulangan mereka dengan senyum mengambang lalu bercanda tawa bersama buah hatinya. Bagi mereka dekat dengan anak2 adalah kebahagiaan dan ketenangan yg tiada duanya. Bahkan beberapa dari mereka mengembangkan bisnis rumahan yg omset per bulannya bisa mencapai puluhan juta rupiah. Waw, hebat.. Tetap bisa membantu suami tanpa harus meninggalkan rumah.. Suatu saat aku juga ingin seperti itu.
Kehadiran Taraka Ataullah Khairiy pada 21 februari 2011 telah memberikan banyak makna dalam hidupku. Hidupku serasa lebih lengkap dengan keluarga kecil yg menjadi dunia tempat ku berpijak. Suami yg penuh cinta, anak yg lucu dan menggemaskan, apa lagi yg harus aku cari? Aku tidak berpikir akan berhenti di sini, tapi sebaliknya aku pun ingin maju bersama keluarga kecilku. Menjadi full time mother untuk Aka adalah pilihanku karena memang aku tak ingin dia berada dalam pengasuhan orang lain. Aku ingin memberikan yg terbaik untuknya semampu yg aku bisa. Bukan lantas stuck menjadi emak2 berdaster dengan aroma asap dapur tanpa bisa melakukan apapun untuk setidaknya meringankan beban suami dalam mencari nafkah. Aku juga ingin bekerja, tapi bekerja di rumah.. entah usaha kecil2an atau bisnis rumahan, yg penting aku berniat ingin membantu suami tanpa harus meninggalkan anak. Apakah aku bisa mewujudkan impianku? Aku yakin aku mampu meraihnya. Hanya butuh usaha, doa, keuletan dan kesabaran untuk mewujudkannya.
Keluargaku tetaplah duniaku, harta yg paling berharga dan tak akan tergantikan dengan bermilyar uang sekalipun. Melihat perkembangan putraku dari hari ke hari telah menumbuhkan keceriaan dan cinta yg begitu dalam, hingga aku tak ingin kehilangan banyak waktu bersamanya.
Rasa syukur kepada Illahi tak akan pernah luntur. Aku semakin mencintaiNya dan mengagumi kebesaranNya. Semoga Allah meridhai keinginanku tuk menjadi istri shalehah bagi suami dan ibu terbaik untuk buah hatiku..
Aku bukan siapa2 di mata dunia, tapi bagi suami dan anakku, aku adalah dunia mereka. Dan aku merasa tersanjung karena kehadiranku adalah kebutuhan dan kebahagiaan untuk mereka. Bahkan suara jelekku yg bisa menjadi penenang kala putraku menangis, mampu terbitkan rasa haru dan bahagia membuncah dalam dasar hati, betapa dia membutuhkanku. Tak semata-mata penyuplai ASI yg menjadi makanan pokoknya, tapi lebih dari itu.. Aku yakin dia pun mencintaiku dengan caranya yg belum bisa dipahami orang dewasa.. Karena ikatan batin antara kami telah terbentuk sejak dia bersemayam dalam rahimku.
Suamiku.. Bintang kecilku.. Kalian adalah duniaku..
Selalu ada cinta dalam setiap doa2ku.. dalam hembusan nafasku kala menyebut namamu..
Love u always my husband n my little star...
Kalian laksana pelita yg terangi setiap jalan gelap yg aku lewati..
Setelah berumahtangga, terlebih lagi jika sudah ada buah hati, terkadang kita melihat fenomena banyaknya wanita karir yg memilih resign dari pekerjaannya demi meluangkan banyak waktu di rumah bersama keluarga. Ada apa gerangan? Benarkah kehangatan suasana keluarga tak dapat dibeli gaji sekian juta? Setidaknya itulah yg aku tangkap dari curahan para wanita karir yg melepaskan karirnya demi merawat buah hati pada salah satu acara televisi. Padahal pendapatan mereka cukup besar per bulannya. Tapi mereka merasa telah membuang banyak waktunya bersama keluarga, hingga akhirnya mereka memutuskan untuk kembali menjadi ratu dalam rumah tangga. Istri yg menyiapkan sarapan suaminya dan menunggu suami pulang kerja. Ibu yg menyiapkan keperluan anaknya sebelum berangkat sekolah dan menyambut kepulangan mereka dengan senyum mengambang lalu bercanda tawa bersama buah hatinya. Bagi mereka dekat dengan anak2 adalah kebahagiaan dan ketenangan yg tiada duanya. Bahkan beberapa dari mereka mengembangkan bisnis rumahan yg omset per bulannya bisa mencapai puluhan juta rupiah. Waw, hebat.. Tetap bisa membantu suami tanpa harus meninggalkan rumah.. Suatu saat aku juga ingin seperti itu.
Kehadiran Taraka Ataullah Khairiy pada 21 februari 2011 telah memberikan banyak makna dalam hidupku. Hidupku serasa lebih lengkap dengan keluarga kecil yg menjadi dunia tempat ku berpijak. Suami yg penuh cinta, anak yg lucu dan menggemaskan, apa lagi yg harus aku cari? Aku tidak berpikir akan berhenti di sini, tapi sebaliknya aku pun ingin maju bersama keluarga kecilku. Menjadi full time mother untuk Aka adalah pilihanku karena memang aku tak ingin dia berada dalam pengasuhan orang lain. Aku ingin memberikan yg terbaik untuknya semampu yg aku bisa. Bukan lantas stuck menjadi emak2 berdaster dengan aroma asap dapur tanpa bisa melakukan apapun untuk setidaknya meringankan beban suami dalam mencari nafkah. Aku juga ingin bekerja, tapi bekerja di rumah.. entah usaha kecil2an atau bisnis rumahan, yg penting aku berniat ingin membantu suami tanpa harus meninggalkan anak. Apakah aku bisa mewujudkan impianku? Aku yakin aku mampu meraihnya. Hanya butuh usaha, doa, keuletan dan kesabaran untuk mewujudkannya.
Keluargaku tetaplah duniaku, harta yg paling berharga dan tak akan tergantikan dengan bermilyar uang sekalipun. Melihat perkembangan putraku dari hari ke hari telah menumbuhkan keceriaan dan cinta yg begitu dalam, hingga aku tak ingin kehilangan banyak waktu bersamanya.
Rasa syukur kepada Illahi tak akan pernah luntur. Aku semakin mencintaiNya dan mengagumi kebesaranNya. Semoga Allah meridhai keinginanku tuk menjadi istri shalehah bagi suami dan ibu terbaik untuk buah hatiku..
Aku bukan siapa2 di mata dunia, tapi bagi suami dan anakku, aku adalah dunia mereka. Dan aku merasa tersanjung karena kehadiranku adalah kebutuhan dan kebahagiaan untuk mereka. Bahkan suara jelekku yg bisa menjadi penenang kala putraku menangis, mampu terbitkan rasa haru dan bahagia membuncah dalam dasar hati, betapa dia membutuhkanku. Tak semata-mata penyuplai ASI yg menjadi makanan pokoknya, tapi lebih dari itu.. Aku yakin dia pun mencintaiku dengan caranya yg belum bisa dipahami orang dewasa.. Karena ikatan batin antara kami telah terbentuk sejak dia bersemayam dalam rahimku.
Suamiku.. Bintang kecilku.. Kalian adalah duniaku..
Selalu ada cinta dalam setiap doa2ku.. dalam hembusan nafasku kala menyebut namamu..
Love u always my husband n my little star...
Kalian laksana pelita yg terangi setiap jalan gelap yg aku lewati..
No comments:
Post a Comment